Sunday, August 08, 2004

PERCAKAPAN RASA DAN AROMA DI TAPAL BATAS SUATU SORE

Laki-laki rasa cengkeh berkata pada perempuan, sore sebuah tapal batas, “Aku titip sawah dan ladang, yang sudah kusiram dengan darah!”Perempuan aroma sabun mandi hendak meneriakkan sesuatu,... Tidak, dia masih diam. Jemari segemetar senja, tertaut bersama tatap mataLaki-laki rasa cengkeh menunduk tak lama. Angin dan degup jantung sama-sama gelisah. Perempuan aroma sabun mandi hendak mengatakan sesuatu,... Tidak, dia masih diam. Tatap matanya dalam melubangi rasa rindu.Laki-laki rasa cengkeh berkata lagi, “Aku tidak pernah tak pulang. Hanya jalan menuju kembali sesekali terasa berliku.” Perempuan aroma sabun mandi membisikkan kemudian, ”akan aku sulut semua bintang. Agar nyala menebangi semak sepanjang jalanmu.”Laki-laki rasa cengkeh tersenyum. Kecup hangat membasahi mereka. Dari kening sampai ke kening lagi. “Jangan, akan melambas membakar belantara.”Perempuan aroma sabun mandi mendesahkan sesuatu, “Aku kirimkan cermin ke satu bintang saja. Itu rambu, laki-lakiku. Itu rambu. Jika kelip itu mengecil, datanglah mendekati.”Laki-laki rasa cengkeh memeluknya. Dekap lagi dekat. “Aku takut membangunkan naga, bumi masih harus dijaga ketenangannya. Kuizinkan kau bakar tangkai dupa. Aromanya kelak menuntunku.”

[Syam Asinar Radjam dan Pulung Amoria Kencana]
Jakarta, 24.07.2004
Aku, kau dan Dia
: SyamAR

Mengunjungi-Nya kita malam itu
Mengetuk pintunya dengan manis
: Tok! Tok ! Tok!
Apa kabar, Tuhan?

Ini aku dan imamku

Mungkin waktu itu Tuhan-pun tertawa
Aku dan kau seperti kanak-kanak tergugup di depan pintu-Nya

Kita oleh-olehi Dia sekeranjang doa
:permohonan dan permohonan dan permohonan
Boleh kan, Tuhan?

Lalu kitapun tertawa bersama
:Aku, kau dan Dia

(BuRuLi kepada kekasih, LeBul: 08.08.2004/12:41 am)


Berdua!
: SyamAR

Segala perjuangan, airmata dan keringat… Itu milik kita, sayang! Kau tak boleh lupa membaginya berdua denganku. Segala sedih dan gembira itu.

Juga setiap kesalahan bukan hanya milikmu seorang! Sebab kita semua tersusun dari kepingan-kepingan yang tak rapih. Bahkan ada bagian dari kepingan kita yang hilang…

Dan kepingmulah yang telah melengkapiku
Aku mencintaimu!

(BuRuLi kepada kekasih, LeBul: 08.08.2004)